Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Wisata Alam Posong, Semua Gunung Terlihat dalam Satu Frame
Kartu by.U, kartu digital pertama Indonesia
Xiaomi Redmi Cepat rusak?
Tips diet mudah, turun 8kg 2 bulan!
Cara mengembalikan foto yang terhapus

Transit Oriented Development (TOD), Konsep Transportasi sebagai Solusi Kemacetan dan Polusi Udara di Jakarta

Transit Oriented Development


BOODS.ID - Salah satu gagasan yang di usung Anies Baswedan dalam salah satu program kerjanya adalah Transit Oriented Development (TOD), yang mana mengubah kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi menjadi beralih ke kendaraan umum.

Konsep Transit Oriented Development (TOD) ini sebenarnya bukanlah konsep baru, karena konsep tersebut sudah dipraktekkan di kota-kota maju di dunia, seperti Singapura, Tokyo maupun kota-kota di negara maju lainnya.

Sebelum konsep tersebut dilaksanakan, pemerintah harus menyiapkan infrastruktur pendukungnya terlebih dahulu, seperti trotoar sebagai fasilitas pejalan kaki, halte-halte yang representatif, dan kemudian infrastruktur transportasinya yang terintegrasi antara bus, LRT, MRT, maupun alat transportasi lainnya.

Memang dalam hal pembangunan awal dari infrastruktur tersebut akan timbul kemacetan. Dimanapun itu jika ada perbaikan infrastruktur maka akan terjadi kemacetan, seperti pembangunan trotoar, pembangunan MRT, LRT maupun perbaikan jalan pun akan menimbulkan kemacetan. Namun dampak setelahnya adalah perubahan jalan ataupun infrastruktur yang dibangun tersebut menjadi lebih baik.

Perubahan dari kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum adalah cara yang paling tepat mengatasi kemacetan dimasa yang akan datang. Saat ini mungkin yang ditimbulkan dari pembangunan infrastruktur tersebut adalah tingkat kemacetan lebih tinggi, akan tetapi progres jangka panjang dari pembangunan tersebut adalah mengurai kemacetan. Ibarat pepatah "bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian".

Kenapa hal tersebut dapat dikatakan solusi mengatasi kemacetan?

Karena dimasa yang akan datang, masyarakat akan memilih kendaraan umum daripada kendaraan pribadi. Melihat infrastruktur transportasi yang nyaman, cepat dan dapat menjangkau seluruh wilayah akan menjadi pilihan masyarakat daripada kendaraan pribadi. 

Selain sebagai solusi mengatasi kemacetan di masa yang akan datang, konsep ini juga dapat mengatasi solusi lain yang ada di Jakarta. Polusi juga masalah besar yang dihadapi Jakarta saat ini. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan polusi udara di Jakarta, namun tampaknya tidak begitu berpengaruh.

Konsep Transit Oriented Development dapat mengurangi dampak polusi udara di Jakarta, hal ini karena penggunaan kendaraan pribadi semakin berkurang, tentu saja gas buang / karbondioksida yang dihasilkan kendaraan pribadi semakin berkurang juga, akibatnya polusi udara pun berkurang.

Namun hal tersebut tidak akan terjadi perubahan, apabila pemerintah tidak serius membangun infrastruktur transportasi umum tersebut.


Perbandingan dengan konsep sebelumnya.

Mari kita bandingkan dengan konsep lama yaitu Car Oriented Development. Dimana Prioritas atau pilihan utama masyarakat Jakarta adalah kendaraan priadi.

Jika pembangunan hanya untuk kendaraan pribadi, meskipun jalan dilebarkan 10 atau bahkan 100 kali lipat pun, selamanya Jakarta akan mengalami kemacetan. Karena semua orang akan menggunakan kendaraan pribadi.

Lihatlah pertumbuhan kendaraan pribadi di Jakarta setiap bulan bertambah berapa unit kendaraan? Berapa unit motor ataupun mobil yang terjual di Jakarta setiap harinya?

Pertumbuhan kendaraan harus dibarengi dengan penambahan volume jalan, jika volume kendaraan pribadi bertambah sedangkan volume jalan konstan, maka kemacetan tidak dapat dihindarkan.

Jalan selebar apapun tidak akan pernah sanggup menampung kendaraan yang bertambah setiap hari tersebut.

Sebagi gambaran, sekarang jalan selebar 20 meter di Jakarta masih mampu menampung kendaraan, tapi tiga tahun kedepan jalan tersebut sudah tidak mampu menampungnya, kemudian jalan tersebut dilebarkan menjadi 30 meter. Dua tahun lagi jalan tersebut tidak akan mampu menampung kendaraan lagi, kemudian dilebarkan lagi menjadi 50 meter, tiga tahun berikutnya jalan tersebut juga akan penuh kembali. Mau sampai kapan jalan akan dilebarkan? Mau sampai seluruh wilayah Jakarta berlapis aspal dan beton semua?

Selain konsep Car Oriented Development yang justru menimbulkan masalah kemacetan, konsep tersebut juga menimbulkan dampak buruk bagi udara di Jakarta, pasalnya gas buang (karbondioksida) yang di timbulkan juga semakin banyak. Tentu ini sangat berbahaya bagi kesehatan.

Tapi dengan menerapkan konsep Transit Oriented Development (TOD) semua itu tidak akan terjadi, meskipun dalam pembangunannya akan menimbulkan kemacetan, namun tahun-tahun kedepannya kemacetan akan berkurang. Hal tersebut karena semua moda transportasi di Jakarta sudah nyaman, saling terintegrasi antara kaki (trotoar), sepeda, angkot, bus, MRT, LRT maupun KRL yang menarik masyarakat untuk menggunakan transportasi umum yang ramah lingkungan.

Fakta yang sudah terjadi dilapangan setelah trotoar di Jakarta semakin nyaman dan lebar adalah banyak orang setiap pagi dan sore berlalu lalang berangkat ataupun pulang kerja, pemandangan itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Ini adalah sebuah kemajuan besar di Jakarta.

Selain itu, gagasan itu hanya bisa dilihat dari sudut pandang penggunaan kendaraan umum, bagi pengguna kendaraan pribadi mereka akan bilang "ini sia-sia dan bikin tambah macet". Mereka akan merasakan dampak perubahan apabila mereka (pengguna kendaraan pribadi) mencoba transportasi umum.

Apakah Anda salah satu dari mereka yang mengatakan pembangunan konsep Transit Oriented Development ini adalah hal yang mubazir?

Posting Komentar untuk "Transit Oriented Development (TOD), Konsep Transportasi sebagai Solusi Kemacetan dan Polusi Udara di Jakarta"