Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Wisata Alam Posong, Semua Gunung Terlihat dalam Satu Frame
Kartu by.U, kartu digital pertama Indonesia
Xiaomi Redmi Cepat rusak?
Tips diet mudah, turun 8kg 2 bulan!
Cara mengembalikan foto yang terhapus

Bekerja Freelancing, Solusi Finansial di saat Bayang-Bayang Resesi

Cara kerja freelance

BOODS.ID - Awal tahun 2022 lalu varian lineage B.1.1.529, atau yang juga dikenal dengan sebutan Omikron, menyebabkan Indonesia terdampak bayang-bayang gelombang ketiga pandemi COVID-19, meskipun memang tidak separah sebelumnya.

Di media masa saat itu menyebarkan berita varian omikron, pemerintah saat itu juga berupaya untuk mengurangi pergerakan masyarakat dengan lagi-lagi menerapkan Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM di sejumlah wilayah di Indonesia. PPKM yang kembali diberlakukan tersebut memiliki level atau tingkatan yang berbeda-beda. Sebagai contoh misalnya, Ibukota Negara - DKI Jakarta mendapatkan status PPKM Level 3; sedangkan beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah seperti Surakarta atau Cilacap mendapatkan status Level 2.

Dengan pemberlakuan kembali PPKM di berbagai wilayah, baik di dalam maupun luar pulau Jawa dan Bali, aktivitas ekonomi masyarakat-pun sedikit-banyak akan mengalami keterhambatan. Kehidupan perdagangan maupun perniagaan yang secara menjanjikan mulai terbangun dari kondisi “mati suri”-nya, lagi-lagi harus mengalami ketersendatan. Tempat-tempat wisata yang tadinya sudah dapat melonggarkan kekangan kapasitas maksimalnya, kemudian balik menerapkan batasan-batasan jumlah pengunjung. Belum lagi kegiatan kepegawaian dan belajar mengajar yang sebelumnya sudah mulai menerapkan pertemuan tatap muka (PTM), sekarang kembali menggunakan metode daring (work/learn from home). Kondisi ini selayaknya efek domino yang secara berantai mengekang perputaran roda sosial-ekonomi nasional.

Belum usai bayang-bayang gelombang ketiga Covid 19, mulai muncul pemberitaan bahwa tahun 2023 akan terjadi resesi, termasuk di Indonesia. Banyak media nasional maupun internasional yang mengabarkan berita tentang resesi. Belum sepenuhnya berakhir tentang virus Corona, yang sempat menghebohkan dunia termasuk di Indonesia kini muncul berita resesi di tahun 2023.

Kondisi ini tentu menyulitkan kita dalam berbagai aspek, kehidupan sosial, ekonomi dan politik juga terpengaruh bayang-bayang resesi.

Bagi masyarakat yang paling terdampak adalah kondisi perekonomian. Di masa-masa sulit itu,  menyebabkan orang-orang banyak mendapat pemutusan hubungan kerja (PHK), gulung tikar bagi para pemilik usaha, serta sulitnya mencari lowongan kerja. Namun semua itu dapat kita antisipasi dengan berbagai cara, salah satunya sebagai alternatif keperluan finansial. Ya, bekerja freelancing telah menjelma menjadi sebuah profesi yang menjanjikan dewasa ini.

Seiring dengan kemajuan zaman serta teknologi informasi dan komunikasi yang semakin menjanjikan, bekerja lepas atau freelancing telah menjadi pilihan banyak orang di era pandemi. Dengan bantuan internet dan sosial media, tidak ada lagi hambatan-hambatan signifikan yang membatasi profesi ini: mulai dari jenis jasa/produk yang ditawarkan, konsumen yang ingin di jangkau, keleluasaan dalam mencari cakupan jangkauan bursa (exchange range), dan lain sebagainya.

Jika dilihat dari sisi jasa dan produknya, para pekerja lepas atau freelancer dewasa ini memiliki keleluasaan yang sangat luas dalam menentukan baik jenis maupun skema yang ingin ditawarkan. Berbagai pekerjaan yang biasa ditemukan pada bursa pekerja lepas sendiri cukup beragam: mulai dari yang sederhana seperti data entry/mining, jasa penulis, voice over, transkripsi, hingga yang memerlukan keterampilan khusus seperti desain grafis, sunting video, programming, penghitungan dan akuntansi, serta lain sebagainya-pun telah tersedia.

Selain itu para pekerja juga semakin mudah dalam mencari klien atau proyek yang cocok, dengan tambah terbukanya cakupan bursa freelancer pada berbagai platform daring dan media-media sosial. Bursa-bursa tersebut telah menjadi batu lompatan yang esensial dalam kegiatan ber-freelancing – memudahkan para freelancer dalam menjalankan berbagai skema, baik dalam bentuk tender proyek, maupun membuka lapak jasa.

Selain itu, dikarenakan kegiatan freelancing begitu identik dengan karakteristik daring, aktivitas-aktivitasnya dapat dilakukan dengan pendekatan yang se-fleksibel mungkin. Para freelancer bisa bekerja dari manapun tanpa harus memiliki domisili yang sama dengan pemberi kerja/klien; karena didasarkan pada hasil (alih-alih proses), tidak diperlukan adanya kualifikasi pendidikan atau pengalaman tertentu untuk memulai; juga berbagai pekerjaan yang sudah pernah ditangani akan menjadi suatu portofolio yang dapat digunakan untuk meyakinkan pemberi kerja/klien lain dan kedepannya.

Lantas melihat potensi yang dimilikinya, bukan sesuatu yang mengherankan apabila kegiatan freelancing dijadikan sebagai suatu solusi efektif bagi banyak orang dalam menuntaskan tantangan-tantangan finansial. Lantas, tertarikkah untuk mencoba?

Posting Komentar untuk "Bekerja Freelancing, Solusi Finansial di saat Bayang-Bayang Resesi "