Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Wisata Alam Posong, Semua Gunung Terlihat dalam Satu Frame
Kartu by.U, kartu digital pertama Indonesia
Xiaomi Redmi Cepat rusak?
Tips diet mudah, turun 8kg 2 bulan!
Cara mengembalikan foto yang terhapus

Demam Investasi, Hati-Hati Dengan Banyaknya Opsi

Investasi digital


BOODS.ID - Saat ini, trend investasi digital meningkat, seakan-akan tidak peduli dengan krisis yang terjadi pada era pandemi, banyak khalayak dewasa ini berlomba-lomba dalam melakukan investasi. Tidak hanya itu, survey yang dilakukan oleh Finder pada tahun 2020 menyatakan bahwa, pada tingkat global, terjadi peningkatan kecenderungan bagi para ‘anak muda’ untuk berinvestasi dengan jumlah kenaikan sebanyak 32%. Definisi ‘anak muda’ pada konteks ini mencakup para muda-mudi yang merupakan generasi millenials (kelahiran tahun ‘81 sampai ‘96), hingga generasi Z (kelahiran tahun ’97 sampai 2010). Lantas, apakah yang menyebabkan munculnya tren investasi di mata para muda-mudi ini? Lalu opsi investasi apa sajakah yang tersedia saat ini?

Jika melihat dari survey di atas, alasan utama yang menyebabkan para muda-mudi ini tertarik untuk berinvestasi adalah karena semakin ringkasnya skema investasi dewasa ini. Berbagai bentuk investasi sekarang sudah di dukung dengan keberadaan teknologi internet dan aplikasi telepon pintar (smartphone apps) untuk mempermudah para investor dalam melakukan aktivitas investasi. Dengan adanya berbagai fitur kekinian tersebut, generasi muda tampaknya dengan mudah dapat menerima konsep investasi serta mempraktekkannya. Atas dasar itulah, akan sangat wajar apabila di era pandemi ini, demam investasi juga semakin subur seiring meningkatnya aktivitas gawai (gadget activities) dan pendekatan daring (online approaches).

Namun perlu diperhatikan, bahwa dari sekian banyaknya bentuk investasi yang bisa dilakukan, tidak semua opsi yang tersedia bisa dikatakan aman dan dapat dipercaya. Banyak bentuk-bentuk investasi di luar sana yang ternyata hanyalah suatu skema penipuan (scam schemes) ataupun merupakan investasi bodong (bulging investment) yang dikemas sedemikian rupa sehingga terkesan absah (legitimate) dan menjanjikan (profitable). Untuk dapat terhindar dari berbagai bentuk tersebut, perlu adanya komprehensi mengenai karakteristik skema penipuan dan investasi bodong. Ini amatlah penting karena informasi tersebut dapat secara signifikan membantu menghindarkan seseorang dari terjadinya kesalahan dalam berinvestasi.

Yang pertama, dan yang sudah paling banyak memakan korban di berbagai belahan dunia, adalah Skema Ponzi (Ponzi Scheme). Di Indonesia sendiri, skema ini lebih dikenal dengan sebutan Skema Multi Level Marketing atau yang juga dikenal dengan MLM. Apabila digambarkan di atas kertas, skema ini berbentuk seperti piramida: sistem keanggotaan dikemas menjadi semakin “menguntungkan” seiring semakin tingginya level yang dimiliki (digambarkan ke arah puncak piramida). Dewasa ini, guna “memperhalus” pendekatannya, Skema Ponzi atau MLM telah dikemas dengan bentuk yang lebih kekinian – menggunakan bantuan berbagai aplikasi atau program komputasi. Beberapa contoh Skema Ponzi/MLM kekinian di antaranya seperti TikTok Cash atau VTube.

Selain Skema Ponzi/MLM, yang juga saat ini sedang ramai diperbincangkan dan kembali menghangatkan topik skema penipuan serta investasi bodong adalah opsi biner (binary option) atau pertukaran biner (binary trading). Sama halnya dengan skema “piramida” di atas, bentuk investasi ini sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia investasi. Namun dengan adanya pemutakhiran dan upaya-upaya kekinian, praktik ini menjadi berkembang dengan pesat dan mudah untuk dijangkau. Praktik biner (binary practice) itu sendiri adalah opsi finansial dengan imbalan berupa sejumlah uang yang di dapatkan melalui suatu aktivitas “pertukaran”. Namun pada praktiknya, aktivitas tersebut di dasarkan pada kemampuan menebak arah pergerakan variabel-variabel tertentu. Maka wajar apabila bentuk investasi ini banyak dilarang: pada negara konservatif, praktik ini dianggap sebagai suatu bentuk perjudian; sedangkan pada negara liberal, investasi ini di anggap menipu penggunanya dengan berkedok sebagai moda investasi. Salah satu contoh yang saat ini sedang ramai di Indonesia adalah Aplikasi Binomo.

Selain kedua bentuk yang telah disebutkan di atas, masih banyak skema penipuan atau investasi bodong lainnya yang belum tersorot. Karena itu, berhati-hatilah dalam menginvestasikan uang yang dimiliki, khususnya apabila menemukan berbagai skema dengan bentuk yang serupa di atas.

Posting Komentar untuk "Demam Investasi, Hati-Hati Dengan Banyaknya Opsi"