Laporan Keuangan Akuntansi Syariah
- Latar Belakang
Akuntansi, dalam
pengertian sederhana, selalu di pahami sebagai bentuk laporan yang
berisi informasi angka-angka keuangan yang di sajikan oleh manajemen
perusahaan untuk pihak luar dalam rangka membantu mereka dalam
mengambil keputusan ekonomi. Angka-angka keuangan merupakan ciri-ciri
utama dari akuntansi, khususnya akuntansi keuangan. Namun demikian,
apakah selamanya akuntansi keuangan selalu dikonotasikan dengan
angka? Jawabannya: tergantung arah mana akuntansi akan di
kembangkan. Tidak menutup kemungkinan, akuntansi di kembangka ke arah
yang berbeda dengan yang sudah di kenal saat ini
Umumnya para pakar
akuntansi, baik yang versi modern maupun yang versi islam, memehami
akuntansi pada batas fungsi memberikan informasi keuangan unkengtuk
pengambilan keputusan ekonomi. Studi yang lain mencoba melakukan
pembebasan atas kerangkeng emas akuntansi, yaitu kerangkeng
angka-angka(Triyuwono 2012). Dalam konteks yang sama, yaitu
akuntansi sebagai penyedia informasi untuk pengambilan keputusan
ekonomi, beberapa studi di akuntansi syariah telah di lakukan dengan
pokok diskusi di sekitar saling peran antara islam sebagai agama dan
nilai dari akuntansi itu sendiri (Triyuwono 2012). Sebagian besar
dari mereka menekankan pada hubungan antara bagaimana nilai-nilai
syariah membentuk akuntansi.
Mulawarman 2006
dalam Triyuwono 2012 secara khusus menyajikan secara khusus
menyajikan konsep laporan nilai tambah syariah. Sementara Mulawarman
(2009) mencoba memformulasikan bentuk laporan keuangan akuntansi
syariah secara lebih lengkap, dengan istilah trilogi laporan keuangan
akuntansi syariah. Ketiga laporan keuangn tersebut meliputi: Laporan
arus kas syariah, Lapoaran nilai tambah syariah, dan Neraca syariah.
Mulawarman (2009) membuka ruang untuk informasi-informasi kualitatif
non keuangan, sementara model yang lain lebih berat informasi
keuangan saja tanpa memberikan ruang bagi laporan keuangan untuk
menyajikan informasi diluar informasi keuangan.
Namun triyuwono 2011
memiliki pemikiran lain, yaitu memasukan peran kalimat, frase, dan
kata yang digunakan dalam laporan akuntansi syariah. Dengan
menggunakan logika neuro-linguistic
programing (NPL),
the
law of attraction (LOA),
dan quantum
pyisics (QP).
Laporan akuntansi syariah mampu menyajikan kata-kata yang dapat
menghadirkan rasa kasih, sayang, dan damai bagi para penggunanya dan
bahkan dengan kata-kata tersebut dapat menyembuhkan sakit, baik
secara mental maupun fisik.
Formulasi bentuk
laporan akuntansi syariah dengan neuroscience
(NS),
yang terdiri dari: (a) statement
of commitment on tauhid, (b)
statement
of rahmah, dan
(c) statement
of amanah.
Ketiganya tersebut dirancang untuk menghadirkan kesadaran ketuhanan
bagi para penggunanya.
Setiap elemen
laporan selalu dibuka dengan Dengan name Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang" dan diakhiri dengan "Alhamdulillah.
Keduanya sebetulnya berfungsi sebagai stimulus 'eksternal agar
manajemen dan pengguna laporan dapat rnenginternalisasikan atau
memikirkan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Ketika seseorang memikirkan bahwa Allah itu Pengasih dan Penyayang,
maka saraf-saraf otak merespons dan mengubah diri untuk menciptakan
citra dan rasa kasih dan sayang dalam diri orang tersebut. Kata
"Alhamdulillah" juga berfungsi sebagai stimulus eksternal
untuk mengaktifkan sistem saraf kita. Dengan stimulus ini, sistem
saraf kita membentuk sirkuit baru sistem saraf yang pada akhirnya
kita mampu berperilaku:selalu bersyulcur atas semua karunia yang
telah diberikan Allah Swt.
Frase "Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang" dan kata
"Alhamdulillah" adalah sesuatu yang berada di luar diri
seseorang (environment). Kemudian keduanya diterima oleh sistem saraf
yang ada dalam otak kita dan diolah sedemikian rupa, sehingga
akhirnya kita memiliki emosi seperti yang terkandung di dalam frase
dan kata tersebut di atas. Emosi yang dimaksud di sini adalah emosi
kasih, sayang, dan syukur. Dengan emosi ini akhirnya kita dapat
berperilaku kasih, sayang, dan syukur.
Kalimat frase, dan
kata yang digunakan dalam Laporan Akuntansi Syariah ini digunakan
dalam fungsinya sebagai doa, atau zikir. Semakin sering doa ini
dibaca, maka semakin kuat proses internalisasi dan pembentukan
sirkuit baru sistem saraf. Pada akhirnya sirkuit baru ini membentuk
perilaku atau bahkan kepribadian yang diinginkan, yaitu pribadi yang
penuh, kasih, sayang dan selalu bersyukur pada Allah Swt. Perilaku
ini sangat membantu manajemen dan para pengguna untuk menjalankan
bisnis dengan etika rasa kasih, sayang, dan syukur. Rasa yang melekat
ini juga,membantpyang bersangkutan untuk semakin mendekat dan
"menyatu" dengan Allah.
- Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud Laporan Komitmen Tauhid?
- Apa yang dimaksud Laporan Rahmat Allah?
- Apa yang dimaksud Laporan Amanah Allah?
- Bagaimana Pencitraan Allah dalam laporan akuntansi syariah?
- Tujuan
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Laporan Komitmen Tauhid.
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud Laporan Rahmat Allah.
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud Laporan Amanah Allah.
- Untuk mengetahui bagaimana Pencitraan Allah dalam laporan akuntansi syariah.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Informasi Dzikrullah I: Laporan Komitmen Tauhid (Membentuk Pribadi Yang Bertauhid)
Elemen laporan
skuntansi syariah yang pertama yaitu Laporan Komitmen Tauhid (LKT),
menyatakan dengan jelas pentingnya komitmen manajemen dalam
menjalankan bisnis berdasarkan nilai-nilai tauhid. Laporan tersebut
berisi tiga komitmen, yaitu komitmen iman, akhlak, dan syariah
(Triyuwono, 2006: 2011b), komitmen ibadah, komitmen maslahah, dan
kembali pada tuhan.
Komitmen pertama
menyatakan bahwa “Kami menjalankan bisnis dengan etika dan akhlak
syariah atas dasar keimanan pada allah” merupakan sebuah pernyataah
bahwa manajeman telah menjalankan bisnis atas dasar keimanan, etika
dan akhlak syariah. Pernyataan ini merupakan pengakuan dari manajeman
bahwa bisnis yang dilakukan tidak berdasarkan nafsu, tetapi atas
dasar iman, etika, dan akhlak yang benar. Komitmen ini menjadi dasar
semua bentuk aktifitas bisnis yang dilakukan manajemen.
Komitmen kedua
merupakan komitmen ibadah yang dinyatakan dalam kalimat ”Kami
menjalankan bisnis ini dalam rangka beribadah dan merealisasikan
tugas kami sebagai wakil Allah di bumi.” Komitmen ini mengingatkan
bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah
Swt. Jadi apa yang dilakukan manusia di bumi ini, termasuk berbisnis,
adalah ibadah. Bentuk yang kongkret dari ibadah ini adalah
merealisasikan tugas wakil Allah di bumi.
Dengan
Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Laporan
Komitmen Tauhid
Perusahaan
X
Untuk
tahun yang berakhir 31 Desember 20xx
- Kami menjalankan bisnis dengan etika dan akhlak syariah atas dasar keimanan kepada Allah
- Kami menjalankan bisnis ini dalam rangka beribadah dan merealisasikan tugas kami sebagai wakil Allah di bumi
- Kami mengelola sumberdaya ilahi untuk kepentingan manusia dan alam dalam rangka kembali padaAllah dengan jiwa yang suci dan tenang.
Alhamdulillah
Gambar
18.1 Laporn Komitmen Tauhid
Tugas pokok wakil
Allah di bumi, sebagai komitmen ketiga, adalah menciptakan dan
mendistribusikan kesejahteraan (rahmat) bagi manusia dan alam.
Komitmen yang di nuyatakan dalam kalimat “Kami mengelola sumber
daya ilahi untuk kepentingan manusia dan alam dalam rangka kembali
pada Allah dengan jiwa yang suci dan tenang” mengindikasikan bahwa
pemenuhan kesejahteraan dilakukan dalam rangka untuk kembali pada
Allah dengan jiwa yang suci dan tenang. Dalam konteks ini, bisnis
bukan sekedar bisnis, tetapi sebagai saana ibadah dalam menjalankan
tugas khalifah untuk kembali pada Allah.
Semua laporan dalam
Laporan Komitmen Tauhid adalah kalimat dzikir. Kalimat yang dapat
mengingatkan kembali tujuan hidup dan tempat kembali. Sangat ideal
jika kalimat-kalimat dzikrullah
tersebut dapat dipraktikan dan menjadi budaya manajeman perusahaan.
Yang menjadi masalah
adalah jika kalimat-kalimat tersebut belum dipraktikan? Apakah
penyajian informasi yang demikian rersebut berarti sebuah kebohongan?
Jawabannya adalah tidak. Dengan kata lain, kalimat yang merupakan
komitmen tersebut berfungsi sebagai doa. Jika manajemen dalam
menjalankan bisnisnya belum menggunakan keimanan, etika, dan akhak
syariah sebagaimana mestinya maka komitmen tersebut berfungsi sebagai
doa yang dalam perspektif psikologi sebagai afirmasi atau sugesti.
Afirmasi atau
sugesti merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk mengubah
keadaan pikiran atau mental seseorang. Instrumen ini menyangkut upaya
mengubah (cara kerja ) otak; dan dengan upaya tertentu otak menjadi
benar-benar berubah. Perubahan bentuk otak sesuai dengan yang kita
kehendaki ini merupakan temuan terkini dari penelitian-penelitian
neuroscience
(NS)
yang dikenal dengan istilah neuro-plasticity.
Penemuan fenomene neuro-plasticity
merupakan penemuan radikal yang megubah paradigma lama NS yang
mengatakan bahwa bentuk manusia tidak dapat diubah oleh pikiran
manusia.
Neuro-plasticity
membuka
pintu yang begitu lebar untuk penelitian-penelitian di bidang ini.
Salah satu bidang yang berkembang saat ini adalah penelitian dibidang
spiritualis.
Jadi jika seseorang
selalu memikirkan Tuhan, katakanlah berzikir, maka sistem syaraf
tertentu didalam otaknya, yaitu parietal
lobe,
mengalami perubahan. Perubahan kearah mana? Kearah yang di pikirkan
tentang tuhan. Jika tuhan digambarkan sebagai tuhan yang suka marah,
maka sistem syaraf berubah sedemikian rupa yang memungki8nkan
seseorang trsebut mudah marah. Syaraf-syaraf berubah dengan bentuk
yang memudahkan orang tersebut mudah marah. Sebaliknya, jika tuhan
dipahami sebagai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, maka
sistem syaraf akan berubah diri menjadi sistem syaraf yang penuh
kasih sayang.
Tiga komitmen yang
di sajikan dalam Laporan Komitmen Tauhid di atas merupakan doa
afirmasi, atau sugesti bagi manajemen atau pengguna. Ketika manajemen
dan pengguna membaca komitmen tersebut, maka sebetulnya mereka
melakukan internalisasi kedalam dirinya melalui sistem syaraf otak.
Sistem syaraf berubah sedemikian rupa untuk merealisasikan isi
komitmen tersebut.
Jika komimennya
menyatakan bahwa bisnis dilakukan dengan iman pada Allah, dengan
etika dan akhlak syariah, maka sel-sel syaraf otak berubah sedemikia
rupa sehingga iman dan akhlak yang di inhinkan menjadi nyata dalam
diri seseorang dn dapat di praktikan.
Hal yang sama
berlaku pada komitmen kedua dan ketiga yang pada dasarnya berisi
komitmen tentang kesadaran bahwa bisnis dilakukan oleh manajemen
sebagai ibadah dan jalan untuk kembali kepada Allah dengan jiwa yang
suci dan tenang.
Singkatnya, pesan
utama yang disampaikan Laporan Komitmen Tauhid adalah bahwa bisnis
dilakukan dengan etika dan akhlak syariah atas dasar iman pada Allah
dalam rangka ibadah dan kembali pada Allah dengan jiwa suci dan
tenang. Ini merupakan informasi dzikrullah
yang diinternalisasikan ke dalam syaraf. Ini benar-benar nyata
membentuk pola tertentu dalam otak seseorang yang pada akhirnya
membentuk pola pikirm, karakter, dan perilaku yang diinginkan, yaitu
beriman pada Allah, berakhlak syariah, beribadah untuk kembali pada
Allah.
- Informasi Dzikrullah II: Laporan Rahmat Allah (Menciptakan dan Mendistribusikan Rahmat Allah)
Elemen kedua dari
Laporan Akuntansi Syariah adalah Laporan Rahmat Allah (LRA). Laporan
ini pada dasarnya memberikan informasi tentang kinerja manajemen
dalam m,enciptakan dan mendistribusikan rahmat (kese jahteraan) bagi
manusia dan alam dengan menggunakan sumber daya Ilahi. Yang perlu
juga diperhatikan di sini adalah bahwa proses penciptaan dan
distribusi rahmat Allah ini dilakukan dengan rasa kasih, sayang,
damai, dan persaudaraan. Ini merupakan refleksi dari suatu pemahaman
bahwa manusia adalah Khalifutullah fil Ardh yang tugas utamanya
adalah menciptakan dan mendistribusikan rahmat.
Proses penciptaan
dan pendistribusian rahmat dilakukan dengan penuh rasa kasih, sayang,
damai, dan persaudaraan. Pengungkapan rasa ini dalam LRA dimaksudkan
sebagai doa, atau afirmasi, atau sugesti bagi manajemen atau pengguna
LRA. Siapa pun yang membaca LRA ini maka disadari atau tidak ia telah
melakukan internalisasi atas kata kasih, sayang, damai, dan
persaudaraan ke dalam sistern saraf otaknya. Apalagi jika pembaca LRA
ini mengimajinasikan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih lagi
Penya yang. Ne'wberg'dan Waldman (2009: 111), dalam hal ini,
melaporkan hasil penelitiannya:
…when you
perceive God as a benevolent force, a different part of the brain is
stimulated in the prefrontal cortex. Loving, compassionate images,
faces, 'or thoughts, activate -a circuit that involves a tiny area in
the front part of your brain called the anterior cingulate. It
conveniently sits between the limbic and prefrontal structures, and
when stimulated, it suppresses the impulse to get angry or
frightened. It also helps generate feelings of emphaty toward others
who are suffering or hurt.
Citra Tuhan yang
demikian itu diproses oleh bagian otak kita yang disebut dengan
anterior
cingulate yang
berada di antara struktur otak limbik dan prefrontal. Anterior
cingulate mengetiminasi
perasaan negatif (seperti rasa march, iri, dengki, benci, dan
lain-lainnya) dan sebaliknya menghasilkan perasaan positif, seperti
rasa kasih, sayang, damai, dan persaudaraan. Anterior
cingulate adalah
bagian pusat bagi rasa dan citra positif ini. Bahkan bagian ini
dijuluki sebagai "the
true heart:"
…the anterior
cingulate is the true "heart" of your neurological soul,
and when this part of the brain is activated, you will feel greater
tolerance and acceptance toward others who hold different beliefs.
The God of the lymbic system is a frightening God, but the God of
anterior cingulates is loving (Newberg dun Waldman 2009: 111).
Idealnya, semua
elemen Laporan Akuntansj Syariah, yaitu: LKT, LRA, dan LAA, memuat
kata atau kalimat positif baik yang meliputi hal-hal yang sifatnya
duniawi maupun ukhrawi. Kata atau kalimat yang positif tersebut
mengaktifkan anterior
cingualate
untuk selanjutnya membuat diri seseorang yang telah
menginternalisasikannya menjadf M'erasakan spa yang terkan' dung di
dalam kalimat tersebut.
Dengan
Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Laporan
Rahmat Allah
Perusahaan X
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desernber 20xx
Perusahaan X
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desernber 20xx
1. Kami telah
menggunakan sumber daya yang telah disediakan oleh Allah untuk
menciptakan rahmat
2. Kami telah
menciptakan rahmat berdasarkan pada rasa kasih, sayang, damai, dan
persaudaraan dengan jumlah:
Rahmat Rp xxx
3. Kami telah
mendistribusikan rahmat tersebut berdasarkan pada rasa kasih, sayang,
damai, dan persaudaraan kepada:
Pemasok Rp xxx
Pemilik Rp xxx
Kreditor RP xxx
Manajernen Rp xxx
Pegawai Rp xxx
Pemerintah Rp xxx
Pihak
Lain Rp xxx
Delapan
Asnaf Rp xxx
Alam Rp xxx
4. Kami bertanggung
jawab sepenuhnya atas saldo rahmat berjumlah Rp. xxx untuk kinerja
yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Alhamdulillah
Gambar
18.2 Laporan Rahmat Allah
Kalimat pertama
dalam LRA adalah "Kami telah menggunakan sumber daya yang telah
disediakan oleh Allah untuk menciptakan rahmat" mengan dung
makna kerendahan hati manajemen dalam upayanya menciptakan rahmat.
Rahmat yang dibuat oleh manajemen dapat terealisasi karena
menggunakan sumber daya Ilahi yang telah disediakan oleh Allah. Ini
secara implisit mengindikasikan.bahwa pemilik yang sebenarnya atas
sumber daya tersebut tidak lain adalah Allah itu sendiri. Kalimat ini
akan mengurangi atau menonaktifkan bagian otak yang bekerja untuk
menghadirkan rasa takabur pada diri manajemen dan pengguna, yaitu
rasa memiliki yang berlebihan. Sebaliknya, kalimat tersebut
mengaktifkan bagian otak yang menghadirkan rasa rendah hati dan penuh
tanggung jawab dalam mengelola sumber daya.
. Kalimat kedua
menyatakan "Kami telah menciptakan rahmat berda sarkan pada rasa
kasih, sayang, damai, dan persaudaraan..." Kalimat ini
menunjukkan bahwa upaya menciptakan rahmat secara ideal dilakukan
dengan penuh rasa kasih, sayang, damai, dan persaudaraan. Kalimatini,
seperti pada penjelasan di atas, mengaktifkan anterior
cingulate,
sehingga rasa positif tersebut menjadi rasa yang nyata bagi siapa pun
yang menginternalisasikan kalimat tersebut dalam dirinya.
Kalimat yang ketiga
pada dasarnya sama dengan kalimat kedua. Perbe daannya hanya,
terletak pada pendistribusian rahmat pada berbagai pihak yang berhak
memperolehnya. Seyogianya, proses pendistribusian rahmat dilakukan
dengan penuh rasa kasih, sayang, damai, dan persaudaraan.
Kalimat keempat
"Kami bertanggung jawab, sepenuhnya, atas saldo rahmat berjumlah
Rp. xxx untuk kinerja yang lebih baik pada masa yang akan datang"
merupakan komitmen tanggung jawab untuk mengelola sisa rahmat yang
ada untuk perbaikan kinerja berikutnya. Komitmen ini secara otomatis
membuat sistem syaraf bekerja untuk merealisasikannya.
- Informasi Dzikrullah III: Laporan Amanah Allah (Menjaga Amanah Allah)
Elemen ketiga dari
Laporan Akuntansi Syariah adalah Laporan Amanah Allah (LAA).'LAA
menyajikan informasi tentang amanah yang dipercayakan Allah pada
perusahaan. Amanah ini berupa aktiva yang harus dikelola sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam proses menunaikan tugas khalifah.
Amanah ini tersedia melalui interaksi ekonomi dengan pihak kreditor,
pemilik perusahaan, dan pihak lainnya.
:Pesan ~utama yang
ingin, disampaikan melalui L.AA ini adalah bahwa pemilik yang
sebenarnya dari aktiva ini adalah Allah Swt. yang dinyatakan dalam
kalimat pertama, "Kami mengakui bahwa pemilik sebenarnya dari
semua sumber daya ini adalah Allah." Secara tersirat, pesan ini
menyatakan bahwa manusia mempunyai hak relatif atas aktiva yang ada.
Ata a dengan kata lain, manusia hanya memiliki hak guna atas aktiva
untuk kemudian digunakan dalam menunaikan tugas menciptakan dan
mendistribusikan rahmat bagi orang lain dan alam:
Pernyataan ini dapat
dianggap sebagai introject yang dapat diinternalisasikan ke dalam
pribadi orang yang membaca LAA ini. Introject adalah sesuatu yang
dianggap berarti bagi seseorang yang dengan keberartiannya ia
menginternalisasikan ke dalam dirinya. Introject yang diinternalisasi
dapat berupa orang, benda, dan bahkan Tuhan, yang dianggap sangat
penting bagi hidup seseorang tersebut (Emmerson, 2003; Arif, 2011),
jika introject ini dilakukan dengan baik, maka nilai yang terkandung
di dalamnya akan menjadi kepribadian dari orang yang melakukan
introject.
Kalimat kedua "Kami
mengelola semua sumber daya ini dengan jujur sebagai amanah dari
Allah untulc kepentingan manusia dan alam," dapat dianggap
sebagai introject yang dapat diinternalisasikan ke dalam diri para
pengguna. Pesan utama dalam kalimat tersebut adalah pengelolaan
aktiva yang jujur untuk kepentingan manusia dan alam. jika pesan ini
diinternalisasikan, maka akan terbentuk jiwa yang jujur sekaligus
jiwa yang altruis. jiwa altruis adalah jiwa yang dapat menyeimbangkan
jiwa egois yang secara inheren ada dan hidup dalam diri manusia.
Kalimat ketiga,
"Kami menerima amanah melalui beberapa pihak,"
mengindikasikan bahwa amanah tidak datang dengan sendirinya, tetapi
melalui proses interaksi social dengan pihak-pihak lainnya.
Pihak-pihak yang berkepentingan di sini jugs merupakan pihak yang
memiliki misi yang sama yaitu misi kekhalifahan di bumi. Semua pihak
yang berkepentingan bekerja sama dalam rangka merealisasikan tugas
menciptakan dan mendistribusikan rahmat bagi manusia dan alam.
Dengan
Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Laporan Amanah Allah
Perusahaan X
31 December 20xx
Laporan Amanah Allah
Perusahaan X
31 December 20xx
1. Kami mengakui
bahwa pemilik sebenarnya dari semua sumber daya ini adalah Allah
2. Kami mengelola
semua sumber daya ini dengan jujur sebagai amanah dari Allah untuk
kepentingan manusia dan alam
Amanah Rp xxx
3. Kami menerima
amanah melalui beberapa pihak
Kreditor Rp xxx
Pemilik xxx
Lainnya xxx
Alhamdulillah
Gambar 18.3 Laporan
Amanah Allah
Semua kalimat yang
ada dalam LAA ini dapat berfungsi sebagai introject, atau sebagaimana
halnya di LKT dan LRA, berfungsi sebagai doa, afirmasi, atau sugesti.
Semuanya merujuk pada satu hal yang sama, yaitu bagaimana informasi
akuntansi syariah dapat digunakan untuk berzikir, yaitu mengingat
Allah sembari sekaligus membentuk pribadi Khalifatullah fil Ardh yang
utuh.
Pada LAA, informasi
yang disajikan menekankan pada suatu pemahaman bahwa pemilik sejati
dari semua harta kekayaan adalah Allah. Manusia hanya diberi amanah
untuk mengelola kekayaan tersebut untuk kepentingan manausia sendiri
dan alam dan juga dalam rangka kembali pada Allah. Ini menjadi doa
dan zikir pada Allah agar dalam menjalankan bisnis selalu
beriorientasi akhir pada Allah.
- Pencitraan Allah Melalui Laporan Akuntansi syariah
Allah pada dasarnya
dapat dicitrakan dalam bentuk apa pun oleh hamba-hambanya. Pencitraan
ini juga bersifat dinamis tergantung pada perkembangan jiwa dan
faktor eksternal yang melingkupi seseorang. Pada mass tertentu
seseorang memiliki citra Allah sebagai Tuhan Yang Maha Adil. Namun,
pada perkembangan jiwa berikutnya, ia tidak lagi mencitrakan Allah
dengan citra demikian, tetapi dengan citra Tuhan Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, atau citra-citra Allah lainnya. Newberg dan
Waldman' (2009: 111) dalam konteks ini mengatakan bahwa 'from
a neurological perspective, God is a perception and an experience
that constantly changing and evolving, in the human brain."
Di samping itu,
citra yang dibayangkan manusia bisa bersifat positif dan negatif.
Citra positif akan merangsang bagian otak tertentu untuk bekerja, dan
sebaliknya citra negatif mendorong bagian otak lainnya untuk bekerja.
Semuanya menghasilkan pengalaman mental yang berbeda:
If a belief in
God provides you with a sense of comfort and security, then God will
enhance your life. But if you see God as a vindictive deity who gives
you justification for inflicting harm on others, suc a belief can
actually damage your brain as it motivates you to act in socially
destructive way (Newberg dan Waldman, 2009: 5).
Berdasar pada konsep
di atas, maka dalam konteks akuntansi syariah ni, Allah dicitrakan
sebagai Tuhan yang dengan sifat kasih-sayang-Nya nemberikan amanah
pada manusia (sebagai Adlifatullah fil Ardh), yaitu amanah
memakmurkan bumi dengan cara menciptakan dan mendistribu ikan.rahmat
(kesejahteraan) bagi manusia dan alam.
Allah juga
dicitrakan sebagai Tuhan Yang Maha Kaya dan Dialah yang memiliki
semua sumber daya yang terhampar lugs di alam semesta ini. Allah
memperkenankan manusia sebagai wakilnya untuk menggunakan sumber daya
tersebut untuk keperluan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam.
Pada sisi yang lain,
manusia dicitrakan sebagai wakil Allah di bumi yang dengan rasa
kasih, sayang, damai, dan persaudaraan mengelola semua sumber daya
Ilahi tersebut dengan penuh amanah. Semuanya dilakukan hanya
semata-mata beribadah pada Allah dan semata-mata untuk kembali
padaNya. Dan, manusia juga dicitrakan sebagai makhlukyang selalu
bersyukur atas kesempatan yang diberikan Allah ini untuk
merealisasikan amanah-Nya.
Pada sisi
berikutnya, alam juga dicitrakan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan. Alam beserta segala isinya merupakan sumber daya Ilahi
yang digunakan untukmenciptakan kesejahteraan. sebagai sumber daya
Ilahi, tentu saja alam tidak dieksploitasi secara sewenang-wenang.
Alam diperlakukan sebagai amanah Allah yang juga harus dipelihara
kelestariannya. Tanpa alam, sebagai sumber daya Ilahi, maka manusia
tidak dapat merealisasikan amanah yang telah diberikan Allah padanya.
Keberhasilan manusia
dalam menjalankan tugas ini diukur berdasarkan pada seberapa besar
manusia telah menjalankan amanah berdasarkan rasa kasih, sayang,
damai, dan persaudaraan, serta rasa iman pada Allah Swt. Ukuran
materi (yang berupa besarnya rahmat yang diciptakan dan
didistribusikan) bukan merupakan indikator utama. Indikator utamanya
adalah indikator spiritual (iman) dan mental (rasa kasih, sayang,
damai, dan persaudaraan).
Pencitraan Tuhan,
manusia, dan alam ini Semuanya disajikan dalam bentuk informasi
dzikrullah yang berfungsi sebagai doa untuk mengingatkan manusia akan
misi dan tujuan hidupnya. Informasi ini dapat diinternalisa s 'kan
sebagai introject atau stimulus (Arif, 2011; Newberg dan Waldman,
2009; McTaggart, 2008; Murphy, 2006; Emmerson, 2003) ke dalam diri
kita, untuk kemudian menjadi kepribadian kita.
BAB
III
KESIMPULAN
Bentuk laporan yang
dibangun tentu saja diturunkan dari tujuan akuntansi syariah itu
sendiri. Akuntansi syariah memiliki tiga bentuk laporan, yaitu
Laporan Komitmen Tauhid (LKT), Laporan Rahmat Allah (LRA), dan
Laporan Amanah Allah (LAA), yang semuanya berfungsi sebagai doa dan
zikir.
Laporan Komitmen
Tauhid (LKT) adalah laporan komitmen keimanan manajemen sebagai
khalifah pada Allah dan komitmen pada etika dan akhlak syariah dalam
menjalankan bisnis sebagai bentuk ibadah dengan menggunakan sumber
daya Ilahi untuk kepentingan manusia dan alam, serta untuk kembali
pada Allah.
Laporan Rahmat Allah
(LRA) adalah bentuk laporan yang menginformasikan rahmat yang telah
berhasil diciptakan dan didisribusikan oleh manajemen kepada semua
stakeholdersnya dengan bahan-bahan sumber daya Ilahi yang telah
tersedia. Laporan ini juga menginformasikan bahwa proses penciptaan
dan pendistribusian dilakukan dengan rasa kasih, sayang, damai, dan
persaudaraan.
Yang terakhir adalah
Laporan Amanah Allah (LAA). Laporan ini meng informasikan amanah yang
diberikah Allah pada manajemen perusahaan. Amanah.ini diberikan
melalui interaksi sosial, kreditor, pemilik, dan pihak lainnya.
Bentuk laporan ini
berfungsi sebagai doa dan zikir yang dapat mengubah sirkuit sistem
syaraf otak para pengguna untuk membentuk citra Allah danperilaku
positif seperti yang terkandung dalam laporan tersebut. Laporan
tersebut pada dasarnya menginformasikan hal-hal yang bersifat materi,
mental, dan spiritual, yang ujung-ujungnya untuk membangkitkan
kesadaran ketuhanan para pengguna.
DAFTAR
PUSTAKA
Triyuwono, Iwan.
2006 Perspektif,
metodologi, dan teori akuntansi syariah.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Triyuwono, Iwan.
2012 Akuntansi
syariah: perspektif, metodologi, dan teori. Jakarta:
Rajawali Press.
Mulawarman, 2009
Akuntansi
syariah: teori, konsep, dan laporan keuangan. Jakarta:
E Publishing Company.
Triyuwono, Iwan.
2003 Konsekuensi
Penggunaan Entity Theory sebagai Konsep Dasar Standar Akuntasnsi
Perbankan syariah. Jurnal
akuntansi dan auditing indonesia Volume 7 No.1, Juni 2003J
Posting Komentar untuk "Laporan Keuangan Akuntansi Syariah "
Silakan berkomentar dengan bijak, tidak mengandung ujaran kebencian, kalimat tidak pantas ataupun pornografi.